Thursday 30 October 2014

Mbak Pipit Puspita Sari.. Kalemmu Menyimpan Sesuatu..

Dalam tulisan kali ini saya akan menceritakan mengenai sesosok teman yang sangat cantik dan tak banyak berbicara. Beliau bernama Mbak Pipit Puspita Sari atau biasa di panggil mbak Pipit.

Saya lupa kapan tepatnya berjumpa dengan sosok mbak Pipit ini. Saya menduga dalam acara acara NCC bekasi pertamakali mengadakan pertemuan yang diprakarsai oleh mbak Afia Lindra, guru mentor kami. Kesan pertama yang saya dapatkan dari sesosok mbak Pipit adalah masih gadis belia alias belum punya suami secara wajah dan penampilannya sangat imut-imut dan tanpa dosa, dan ternyata saya salah. Begitu saling bertukar profile beliau ini sudah bersuami dan mempunyai 2 anak. Parasnya yang ayu sangat cocok dipadu dengan penampilannya yang kalem sederhana dan bersahaja. Tidak banyak bicara dan agak sedikit malu-malu. Begitu kurang lebih pendangan umum saya bagi sesosok mbak Pipit.

Mbak Pipit lahir di Jakarta 19 april 33 tahun silam, kemudian hijrah dan dibesarkan di bekasi oleh kedua orang tua sebagai seorang wirausaha. Darah wirausaha sudah mengalir dari kedua orang tuanya. Berbekal pendidikan SMEA yang lulus tahun 1999 mbak Pipit langsung diterima kerja di PT. Arnotts sebagai staff dibagian produksi. Namun sayang hanya bertahan 6 bulan karena kontrak tengah tahunannya tidak diperpanjang lagi.

Sesudah tidak bekerja di perusahaan lamanya, mbak Pipit sempat menganggur selama beberapa bulan. Bukan karena malas, melainkan beliau harus membereskan penyakit tumor yang dideritanya. Sempat dioperasi dan menjalani masa pemulihan dari tumor payudaranya , mbak Pipit akhirnya kembali bekerja di perusahaan yang baru.

Mbak Pipit diterima menjadi staff produksi di perusahaan Garmen dengan nama PT. Elok yang bergerak dalam produksi pakaian dalam wanita. Bertahan 3 tahun bekerja akhirnya mbak Pipit memutuskan melepas masa lajangnya, dan tak lama setelah itu beliau hamil. Selama kehamilan yang pertama mbak Pipit mengalami masa-masa nyidam yang sulit sehingga beliau memutuskan untuk berhenti bekerja demi sang buah hati yang sedang dikandungnya. Dan sampai sekarang beliau memutuskan untuk tidak bekerja lagi, lebih memilih memfokuskan tenaga dan fikiran untuk mengurus keluarga dan anak-anaknya sambil mulai merintis usaha dibidang kuliner.

Berawal dari hobi membuat makanan untuk suami dan anak-anak tercinta, mbak pipit memberanikan diri untuk mulai berjualan kue. Pada awalnya beliau titip-titipkan kue hasil buatanya pada tukang-tukang sayur keliling di sekitar rumahnya, lalu kemudian lama-lama muncul ide untuk mempunyai satu produk unggulan yang bisa diproduksi secara masal dan dipasarkan secara meluas. Pilihannya tertuju pada jenis makanan Ulat Sutra yang sekarang menjadi brand produk andalannya. Ulat sutra itu sendiri adalah sejenis makanan ringan atau cemilan berbahan dasar terigu dan telur bertekstur renyah dan sangat cocok untuk cemilan keluarga di rumah.

Usaha berjualan Ulat sutra yang dirintisnya sejak dini ini akhirnya mulai dikenal dan pemasarannya pun beranjak meluas.Walo terkadang masih sedikit banyak terkendala masalah sumber daya manusia namun mbak pipit tak pernah menyerah untuk melewatinya.

Tujuan mulia beliau untuk membantu keuangan keluarga membuat mbak pipit tak berhenti berkarya. Selain berproduksi ulat sutra sebagai branding jualan utama beliau, sesekali untuk mengisi waktu luang bilau juga menerima pemesanan kue kue ulang tahun dan sejenisnya dari kalangan teman dan lingkungan sekitar rumahnya.

Super sekali bukan ya kisah dari sesosok mbak Pipit ini, kalem, sederhana, ayu dan tak banyak bicara ini menyimpan sebuah kepribadian yang pantang menyerah dan pekerja keras. Semangat terus ya mbakyu.. semoga Alloh selalu membukakan jalan keluar di setiap permasalah yang ada, baik dari sisi keluarga dan usaha. Semoa Ulat sutranya semakin maju dan berkibar. Jangan malu-malu lagi untuk semakin memantaskan diri menjadi pengusaha kuliner yang keren. Maju terus demi keluarga dan mimpi-mimpi yang pantas untuk diwujudkan.

3 comments:

  1. Super, Mbak Uun... bagus sekali!

    ReplyDelete
  2. Kerennn...berasa sosok mba pipit ada dhadapan pembaca

    ReplyDelete
  3. akupun tertipu dengan penampilannya hehehe... dalam kalemnya seorang Pipit ternyata menyimpan energi luar biasa untuk terus mengembangkan dirinya... hebat dan salut

    ReplyDelete